Selasa, 18 Juli 2023

Banyaknya Sunnah Nabi dan Jangan Berputus Dengan Mencari Perkara-Perkara Baru


    Berawal dari orang-orang yang menganggap sunnah Nabi saw. itu hanya sedikit, dan akhirnya menambah-nambah amalan baru dalam agama ini. semua itu dikarenakan sedikit sekali orang yang mau membaca kitab-kitab para ulama atau kurangnya mendengar kajian-kajian tentang sunnah nabi saw. Oleh karena itu saya akan menjelaskan mengenai betapa banyaknya sunnah-sunnah.

Dalam Syariat Islam Terdapat Ibadah Mahdhah dan Ghair Mahdhah

   Ibadah mahdhah adalah ibadah yang kaifiyatnya sudah ditetapkan oleh syariat dan sifatnya tauqifi (tetap tidak bisa diubah-ubah, ditambah-tambah, dikurangi, diqiyaskan lagi) yang diharuskan mengikuti dalil-dalil syar'i. Ibadah ini mengikuti dalil khusus dan muqayyad serta tidak boleh mendahulukan akal dibanding wahyu. Contohnmya yaitu shalat, zakat, shaum dan lain-lain.

    Ibadah Ghair Mahdhah adalah ibadah yang kaifiyatnya tidak ditetapkan oleh syariat dan sifatnya ta'aquli (Dapat dicerna akal). Ibadah ini mengikuti dalil umum dan mutlak. Contoh : Istinja dengan tisu, membantu mengangkat barang, senyum, dan lain-lain.

    Melanjutkan latar belakang di awal bahwasanya orang-orang yang menganggap sunnah Nabi saw. itu sedikit karena hanya berpikiran bahwa yang hanya disunnahkan itu adalah ibadah mahdhah atau ibadah yang murni ditetapkan caranya oleh syariat. Padahal ada sunnah-sunnah lain dalam ibadah ghair mahdhah. Oleh karena itu untuk memperinci hal ini saya akan menjelaskan secara sistematis dari bangun tidur sampai tidur kembali mungkin akan memiliki banyak bagian dalam artikel ini. Walaupun begitu saya akan lebih menyingkat penjelasannya dalam hal ini. 

Jika dikategorikan sesuai waktu :

1. Sunnah-Sunnah Bangun Tidur

2. Sunnah-Sunnah Bangun Tahajjud

3. Sunnah-Sunnah Sahur

4. Sunnah-Sunnah Waktu Subuh

5. Sunnah-Sunnah Sebelum Sholat Subuh

6. Sunnah-Sunnah Setelah Sholat Subuh

7. Sunnah-Sunnah Terbit Matahari

8. Sunnah-Sunnah Dhuha

9. Sunnah-Sunnah Sebelum Dzuhur

10. Sunnah-Sunnah Setelah Dzuhur

11 Sunnah-Sunnah Sebelum Ashar

12. Sunnah-Sunnah Setelah Ashar

13 Sunnah-Sunnah Sebelum Maghrib

14. Sunnah-Sunnah Setelah Maghrib

15 Sunnah-Sunnah Sebelum Isya

16. Sunnah-Sunnah Setelah Isya

17. Sunnah-Sunnah Sebelum Tidur


Jika dikategorikan sesuai tempat :

1. Sunnah-Sunnah di Masjid

2. Sunnah-Sunnah di Rumah

3. Sunnah-Sunnah di Lapangan

4. Sunnah-Sunnah di Pasar

5. Sunnah-Sunnah di Jalan

6. Sunnah-Sunnah di Kuburan

7. Sunnah-Sunnah di Rumah Orang lain

8. Sunnah-Sunnah di Tempat Pernikahan

9. Sunnah-Sunnah di Kamar Mandi

10. Sunnah-Sunnah di Tempat Tak Berpenghuni


Jika dikategorikan sesuai Ibadah Mahdhah :

1. Sholat

2. Zakat

3. Shaum

4. Haji

5. Doa

6. Dzikir Lisan dan Amalan

7. Sholawat

8. Umrah

9. Kurban

10. Ziarah Masjid

11. Ruqyah

12. Membaca al-Qur'an


Jika dikategorikan sesuai Ibadah Ghair Mahdhah :

1. Sodaqoh

2. Niat Baik

3. Membantu orang lain

4. Bersabar

5. Bertawakal

6. Menahan diri dari akhlak buruk

7. Berakhlak baik

8. Senyum

9. Berekonomi syariah

10. Bersiyasat syariah

11. Menghilangkan Najis

12. Belajar Ilmu Yang Bermanfaat

13. Dll.


Bantahan Perkataan "Amalan kita masih dikit jadi kita kurang ibadahnya makanya perbanyak amalan"

Perkataan di atas merupakan alasan orang-orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ada perintahnya atau anjurannya dari syariat (bid'ah). Padahal amalan-amalan yang lain yang tidak mereka pikirankan masih ada.

Solusinya :

"Menjauhi bid'ah adalah amalan yang mendapatkan pahala"

Bagaimana bisa menjauhi bid'ah mendapat pahala ?

Semuanya sudah diterangkan dalam hadits berikut :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ فَقَالَ رَجُلٌ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِمَالِهِ وَنَفْسِهِ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ مُؤْمِنٌ فِي شِعْبٍ مِنْ الشِّعَابِ يَعْبُدُ اللَّهَ رَبَّهُ وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ

dari Abu Sa'id Al Khudri, Bahwa ada seorang laki-laki yang mendatangi Nabi ﷺ seraya bertanya, "Siapakah manusia yang paling utama?" Beliau pun menjawab, "Seorang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya." Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Orang mukmin yang berada di suatu bukit yang senantiasa beribadah kepada Allah dan menjauhi manusia (agar terhindar) dari keburukannya."

Disini disebutkan bahwasanya bersabar menjauhi keburukan manusia adalah bentuk manusia yang paling utama.

Selain itu Nabi juga memerintahkan dalam sabdanya yaitu :

فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Beliau bersabda: "Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah dan senantiasa untuk taat dan mendengar meskipun yang memerintah adalah seorang budak Habasyah yang hitam. Sesungguhnya orang-orang yang hidup setelahku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunahku, dan sunah para Khalifah. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru (dalam urusan agama), sebab setiap perkara yang baru adalah bid 'ah, dan setiap bid 'ah adalah sesat."(HR. Abu Daud : 4607)

Disini diperintahkan untuk menjauhi perkara-perkara baru dalam urusan agama. Karena mematuhi perintah membawa ke surga dan membangkang perintah membawa menuju neraka. sebagaimana hadis berikut :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi menjawab, "Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan."(Shahih Bukhari : 7280)

Oleh karena itu janganlah kalian merasa tidak berpahala hanya berdiam dan menjauhi perkara bid'ah karena hal itu berpahala dan bahkan akan diberi Telaga Nabi saw. Sebagaimana Nabi Bersabda :

dari Sahal bin Sa'd mengatakan, Nabi ﷺ bersabda, "Akulah pertama-tama yang mendangi telaga, siapa yang menuju telagaku akan minum, dan siapa yang meminumnya tak akan haus selama-lamanya, sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi."(Shahih Bukhari :6583)

إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي

berkata, 'mereka adalah golonganku!' tetapi di jawab, 'Sungguh engkau tidak tahu apa yang mereka lakukan sepeninggalmu!' Maka aku berkata, 'menjauh, menjauh, bagi orang yang mengubah (agama) sepeninggalku."(Shahih Bukhari : 6584)

Kata (أَحْدَثُوا) yaitu seperti kata dalam hadits tentang bid'ah yaitu (مُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ) yaitu mengada-ngada perkara baru yang tidak ada dalam urusan agama.

"Pada hari kiamat beberapa orang sahabatku mendatangiku, kemudian mereka disingkirkan dari telaga, maka aku katakan, 'ya rabbi, (mereka) sahabatku!' Allah menjawab, 'Kamu tak mempunyai pengetahuan tentang yang mereka kerjakan sepeninggalmu. Mereka berbalik ke belakang dengan melakukan murtad, bid'ah dan dosa besar."((Shahih Bukhari : 6585)

Demikianlah luasnya dan banyaknya sunnah-sunnah Nabi saw. sudah dijelaskan dan tak perlu membuat-buat ajaran, cara-cara baru dalam ritual ibadah, dalam keyakinan beragama karena sudah dijelaskan oleh syariat. Tak perlu mencar-cari yang lain Kalian tinggal lihat kepada buku-buku para Ulama yang sudah menjelaskannya berdasarkan dalil shahih dan sharih.

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar