Alhamdulillah 'ala ni;amihi wa asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadarasulullah, 'amma ba'du
Semakin maraknya ustadz-ustadz yang terkenal mengenalkan bahwasanya tidak mengapa melakukan bid'ah walaupun tidak ada dalilnya karena ia merasa dalil itu bukan wajib. Oleh karena itu saya akan memaparkan alasan orang menolak bid'ah dhalalah dan bantahannya.
Alasan-Alasan Penolak Bid'ah Dhalalah :
" Kalau Yasinan Bid'ah maka Mobil juga bid'ah, Mic bid'ah, kita juga kan bid'ah, jadi Yasinan, Tahlilan Bukan bid'ah..."
Bantahan :
1. Kalau begitu bolehkah shalat shubuh 3 rakaat ? kan makin banyak makin baik ?
Kalau begitu boleh dong haji ke monas ? kan ibadah makin mudah makin banyak amalannya ?
Oleh karena itu jawabannya adalah ayat berikut ini :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ ﴿ ٢﴾
[67:2] Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
maksudnya Allah bukan melihat seberapa banyak amalan sesorang tetapi seberapa baik amalan itu, seberapa banyak amalan ketaqwaan kepada Allah, karena ketaqwaan didapat dari mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya. Salah satu perintahnya yaitu mengikuti perintahnya, bukan melakukan mengada-ngada peraturan atau perintahnya atau menganggap baik amalan yang tidak ada perintahnya itu. Keyakinan yang diada-adakan sebagaimana hadits :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
Muhammad, dari 'Aisyah radhiallahu'anha, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang mengada-ngada terhadap sesuatu yang baru dalam perkara (agama) kami, dan tidak ada (dalil) dari perkara (agama) ini, maka hal itu tertolak."(Shahih Bukhori : 2697)
sedangkan berkaitan Amalan yang dibuat-buat, yaitu :
أَخْبَرَتْنِي عَائِشَةُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
" Aisyah, telah mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Barang siapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak."(Shahih Muslim : 1718)
2. Baik atau Buruk Amalan dinilai hanya oleh Allah atau Syariat Islam
Dari mana tahu bahwa Yasinan itu Baik ? apakah ada dalilnya ?
Kalau tidak ada kenapa masih menganggap yasinan itu baik ? apakah dengan akalmu ?
Berapa banyak akal di dunia ini yang sama dengan akalmu ?
Bagaimana cara menilai akalmu baik dengan akal orang lain baik non muslim, atau yang lainnya?
Bagaimana kamu tahu shalat itu baik ? tentu saja karena ada dalilnya, dan Allah memuji orang-orang yang shalat dan menghina orang-orang yang enggan shalat.
3. Menyalah Artikan Kata Bid'ah dan Tidak Menyamaratakan Semua Syariat.
Secara bahasa bid'ah adalah sesuatu yang diada-adakan yang belum ada sebelumnya.
Secara Istilah bid'ah adalah syariat, jalan dan petunjuk nabi yang diada-adakan menyerupai syariat yang dimaksudkan untuk berlebih-lebihan dalam ibadah dalam mendekatkan diri kepada Allah dalam bentuk amalan dan keyakinan.
Kalau anda artikan mobil itu bid'ah karena di zaman nabi tidak ada, maka shalat pun secara bahasa adalah doa yang berarti menyeru kepada Allah, konsekuensinya adalah ketika shalat anda tidak perlu sujud dan rukuk karena arti doa yang itu menyeru kepada Allah, berarti anda hanya perlu menyeru dan meminta kepada Allah secara langsung tanpa sujud dan rukuk. Oleh karena itu anda tidak menyamaratakan semua syariat. Kalau syariat hanya diartikan secara bahasa bukan secara istilah maka zakat pun yang berarti mensucikan dapat dimaknai sebagai membersihkan tubuh, yang berkonsekuensi berarti anda hanya perlu mandi untuk melakukan zakat. Oleh karena itu penafsiran bid'ah hanya dimaknai secara bahasa adalah penyimpangan yang dilakukan di masa sekarang.
4. Sekalipun di Zaman Nabi Ada
Sekalipun di zaman Nabi ada tetapi tetap saja bagi kita yang melakukannya tetap bid'ah karena tidak ada perintah dan anjuran dari Nabi, contoh Nabi memiliki 9 Istri sekaligus, pertanyaannya apakah kita boleh beristri 9 padahal di zaman Nabi ada 9 istri. Tentu saja Tidak.
Karena Syariat memberi petunjuk hanya maksimal 4 orang Istri sekaligus yang boleh kita nikahi.Contoh lain Puasa Wishal, Nikah Mut'ah, dll.
5. Bid'ah dalam Dunia boleh, Bid'ah dalam Agama Tidak Boleh Itulah Maslahatul Mursalah
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقَوْمٍ يُلَقِّحُونَ فَقَالَ لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا لَصَلُحَ قَالَ فَخَرَجَ شِيصًا فَمَرَّ بِهِمْ فَقَالَ مَا لِنَخْلِكُمْ قَالُوا قُلْتَ كَذَا وَكَذَا قَالَ أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
dari Anas bahwa Nabi ﷺ pernah melewati suatu kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma lalu beliau bersabda, "Sekiranya mereka tidak melakukannya, kurma itu akan (tetap) baik." Tapi setelah itu, ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan rusak. Hingga suatu saat Nabi ﷺ melewati mereka lagi dan melihat hal itu beliau bertanya: 'Ada apa dengan pohon kurma kalian? Mereka menjawab, Bukankah Anda telah mengatakan hal ini dan hal itu? Beliau lalu bersabda, 'Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.'(Shahih Muslim : 2363, kitabul fadhail dalam bab :(وُجُوبِ امْتِثَالِ مَا قَالَهُ شَرْعًا، دُونَ ما ذكره صلى الله عليه وسلم مِنْ مَعَايِشِ الدُّنْيَا).
telah menceritakan kepadaku Rafi' bin Khadij dia berkata, Ketika Nabi ﷺ datang ke Madinah, para penduduk Madinah sedang menyerbukkan bunga kurma agar dapat berbuah yang hal itu biasa mereka sebut dengan 'mengawinkan', maka beliaupun bertanya: apa yang sedang kalian kerjakan? Mereka menjawab: Dari dulu kami selalu melakukan hal ini. Beliau berkata, 'Seandainya kalian tidak melakukannya, niscaya hal itu lebih baik.' Maka merekapun meninggalkannya, dan ternyata kurma-kurma itu malah rontok dan berguguran. Ia berkata, lalu hal itu diadukan kepada beliau dan beliaupun berkata,
فَقَالَ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ مِنْ دِينِكُمْ فَخُذُوا بِهِ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ مِنْ رَأْيٍ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ
'Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa, oleh karenanya apabila aku memerintahkan sesuatu dari urusan dien (agama) kalian, maka ambillah (laksanakanlah) dan jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian berdasar pendapatku semata, maka ketahuilah bahwa sungguh aku hanyalah manusia biasa.(Shahih Muslim : 2362)
6. Sifatnya Ibadah Itu Tidak Masuk DiAKAL
Sumber hukum Islam tidak boleh mendahulukan akal atas wahyu atau dalil syar'i. Ibadah tidak bisa diqiyaskan karena qiyas itu hanya bisa masuk ke dalam sesuatu yang bisa dimasuki akal.
Contoh :
Sholat Dzuhur itu 4 rakaat, pertanyaannya boleh tidak sholat dzuhur 3 rakaat atau 5 rakaat supaya lebih baik ? atau lebih mengikuti maghrib ?
Kenapa Harus 4 rakaat ?
Jawabannya : Tentu saja Karena Ibadah itu tidak diketahui maknannya, Hanya Allah yang Tahu kenapa Dzuhur itu 4 Rakaat, sama halnya dengan Yasinan setiap malam tidak bisa dimaknai dasarnya kenapa harus malam hari atau malam jum'at karena ibadah itu tidak sanggup digapai oleh akal.
7. Kebanyakan Orang Bukan Patokan Itu Benar
Kebanyakan orang yang melakukan itu bukan berarti hal itu dibenarkan oleh Agama sebagaimana ayat di bawah ini :
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ﴿ ١١٦﴾
[6:116] Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
Kategorinya yaitu :
1. Orang berpatokan kepada banyak orang yang beramal yang salah maka salah
2. Orang berpatok kepada Syariat dan banyak orang yang beramal sesuai syariat maka ia benar
8. Mobil, Mic , Kita ini Wasilah untuk beribadah bukan ibadah
Mobil bisa berguna untuk ke masjid bukan mobilnya yang ibadah karena mobil itu kata benda bukan kata kerja, sesuatu yang bid'ah secara syar'i dilihat dari ritual ibadahnya dan keyakinannya.
Sama halnya tidur itu bukan ibadah. Tetapi bisa jadi bernilai ibadah kalau ada niat yang baik dan benar seperti tidur setelah sholat isya untuk bisa bangun tahajjud maka ia bernilai ibadah karena niatnnya. Sebagaimana hadits Nabi berikut :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma, dari Nabi ﷺ, yang mana beliau meriwayatkan dari firman Rabbnya ﷻ, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan." Kemudian Allah jelaskan, "Barang siapa yang berniat untuk suatu kebaikan, namun tidak jadi ia amalkan, Allah catat satu kebaikan di sisi-Nya secara sempurna, hanya saja bilamana ia amalkan, Allah mencatatnya sepuluh kebaikan yang dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan dilipatgandakan dengan jumlah yang tak terhingga. Sebaliknya, barang siapa yang berniat melakukan keburukan, kemudian tidak ia amalkan, Allah catat baginya satu kebaikan di sisi-Nya secara sempurna, hanya saja bilamana ia melakukan keburukan tersebut, Allah hanya mencatat baginya satu keburukan saja."(Shahih Bukhari : 6491, dalam kitabul manaqib)
Pesawat itu wasilah itu bisa haji, bukan pesawatnya yang ibadah.
Harta itu wasilah itu bisa, bukan mengumpulkan harta itu ibadah.
9. Seandainya Mobil dianggap bid'ah Maka Dalil Umum pun ada
Sebagaimana Surat al-Baqarah ayat 29 :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿ ٢٩﴾
[2:29] Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Disini disebutkan Allah telah menyediakan bagi kalian di bumi berarti maksudnya adalah segala benda yang ada di bumi itu sudah Allah sediakan baik bahan-bahan pembuatan mobilnya dan lain-lain. Yang menjadi inovasi(Bid'ah) itu adalah ide dari pembuatannya bukan bahan-bahannya. Berarti idenyalah yang bid'ah bukan mobilnya. Hanya saja sebagaimana sebelumnya bid'ah dalam dunia adalah boleh.
10. Menolak Bid'ah Dhalalah berarti menolak Hadits Nabi
Sebagaimana keyakinan Inkarussunnah tidak meyakini hadits nabi sebagai wahyu padahal Nabi itu adalah itu diberi wahyu tidak hanya al-Qur'an semata tetapi wahyu sebagai penjelas al-Qur'an.
Bahkan orang yang menolak hadits ini :
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي خُطْبَتِهِ يَحْمَدُ اللَّهَ وَيُثْنِي عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ يَقُولُ مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
dari Jabir bin 'Abdullah dia berkata, "Apabila Rasulullah ﷺ berkhotbah, maka beliau memuji dan menyanjung Allah dengan hal-hal yang menjadi hak-Nya, kemudian bersabda, 'Barang siapa telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barang siapa telah disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberikan petunjuk kepadanya. Sebenar-benar perkataan adalah kitabullah (Al-Qur'an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad ﷺ, dan sejelek jelek perkara adalah hal-hal yang baru, setiap hal yang baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan di dalam neraka.'(HR. An Nasa'i 1578)
11. Bid'ah ada bid'ah hasanah ?
Pertanyaan pertama yaitu apa itu bid'ah hasanah ?
Kedua, apa itu apa perbedaannya dengan bid'ah hasanah dengan bid'ah sayyiah ?
Ketiga Bid'ah hasanah baik menurut siapa ? dan berikan contohnya beserta dalilnya ?
1.Bid'ah Terbagi 2 :
Bid'ah Hasanah yaitu sesuatu yang baik dan tidak bertentangan dengan kitabullah, sunnatirasulillah, serta ijma.
Bid'ah Sayyiah yaitu sesuatu yang bertentangan dengan dengan kitabullah, sunnatirasulillah, serta ijma.
2. Bid'ah Terbagi 5 :
ada juga yang membagi menjadi 5 seperti bid'ah wajib, sunat, mubah, makruh, haram.
contoh bid'ah wajib : mempelajari nahwu sebagai perantara mempelajari hadits dan al-Qur'an
Semua pengertian di atas termasuk bid'ah secara bahasa bukan bid'ah secara istilah . Karena Secara bahasa bid'ah adalah sesuatu yang diada-adakan yang belum ada sebelumnya. Sedangkan secara Istilah bid'ah adalah syariat, jalan dan petunjuk nabi yang diada-adakan menyerupai syariat yang dimaksudkan untuk berlebih-lebihan dalam ibadah dalam mendekatkan diri kepada Allah dalam bentuk amalan dan keyakinan. atau istilah lain yaitu sesuatu yang menyelisihi sunnah.
Bila mencukur jenggot di jaman nabi adalah kebaikan, belum tentu di jaman kita ini kebaikan karena jenggot itu sebabnya karena untuk menyelisihi kaum yahudi dan majusi. Bila di jaman sekarang tidak memelihara jenggot termasuk kebiasaan yahudi maka jaman sekarang bisa saja bid'ah sayyiat, sedangkan bila tidak maka ia bid'ah hasanah.
12. Penolak Bid'ah Dhalalah Salahsatu Perusak Agama
Salahsatu penyebab ajaran Nabi Isa as. dan Nabi Musa as. berubah tidak lain karena bid'ah-bid'ah yang dilakukan umat-umatnya setelah wafatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar