Persoalan akidah merupakan pokok pangkal keyakinan Umat Islam yang mesti ditetapkan ber- dasarkan dalil-dalil yang sahih dan juga sharih (jelas dan tegas). Keper- cayaan tentang imam Mahdi yang akan turun pada akhir zaman merupakan persoalan akidah yang selama ini masih kontroversi dan sudah tersebar luas di tengah masyarakat. Untuk menyelesai- kan persoalan ini diperlukan argumen- tasi dan hujjah yang bisa dipertangung- jawabkan.
Urusan masa lalu dan urusan masa yang akan datang adalah gaib bagi kita, termasuk keberadaan imam Mahdi dan peristiwa akhir zaman. Semua orang tidak ada yang mengetahuinya kecuali berda- sarkan keterangan-keterangan dari yang Maha gaib sebagaimana firman-Nya:
Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia ti- dak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhaiNya, maka sesungguh- nya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya. (QS. Al-Jinn : 26-27)
Imam Ar-Raghib Al-Asfahani dalam ki- tabnya Mufradat Alfazh al-Quran mendefi- nisikan tentang gaib sebagai berikut:
الْغَيْبُ : مَا لاَ يَقَعُ تَحْتَ الحَوَّاسِ وَلَا تَقْتَضِيهِ بِدَايَةُ الْعُقُوْلِ، وَإِنّما يُعْلَمُ بِخَبَرِ الْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمْ السَّلامُ
"Ghaib ialah sesuatu yang tidak dapat terjangkau oleh panca indera dan tidak dapat ditetapkan oleh kemampuan akal. Dan urusan ini hanya dapat diketahui ber- dasarkan berita yang dibawa para Nabi AS (wahyu)." (Mufradat Alfazh al-Quran,
hal. 381).
Adapun mengenai hari kiamat kapan terjadinya tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah SWT semata seba- gaimana firman-Nya:
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang ki- amat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia." (QS. Al- A'raf: 187)
Kepercayaan tentang imam Mahdi ini tidak lepas dari perbedaan pendapat di kalangan para ulama, sehingga tidak- lah heran kaum muslimin merasa kebi- ngungan untuk mengambil kepastian hukum dalam menyimpulkan keberadaan imam Mahdi.
Dewan Hisbah Persatuan Islam sebagai lembaga yang bertugas meneliti dan
lingkungan jam'iyyah Persatuan Islam ti- mengkaji persoalan-persoalan syar'i di dak luput dari permintaan fatwa menge- nai hal tersebut, sehingga pada sidang tanggal 26 Jumada al-Akhirah 1442 H/9 Februari 2021 M di Pesantren Persatuan Islam No. 50 Ciputri, Lembang, Kab. Ban- dung Barat, menyimpulkan bahwa:
1. Hadis-hadis yang secara khusus menjelaskan identitas dan nasab Imam Mahdi, derajat hadisnya dhaif h atau diperselisihkan, antara lain se- bagai berikut:
a. Hadis Ibnu Mas'ud Ra. tentang Nama Imam Mahdi dan bernasab dari Ahlul Bait:
الدُّنيا
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا تَذْهَبُ أو لا تنقضي حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئ
اسمه اسمی
Dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata, Ra- sulullah Saw bersabda, "Tidaklah akan hilang atau berakhir dunia hingga ada seorang laki-laki dari Ahlu Baitku mengu- asai bangsa Arab, namanya sama dengan namaku." HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, IV: 173, No. 4282, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, IV: 84, No. 2230, Ah- mad, Musnad Ahmad, II: 831, No. 3642, 3643, II: 950, No. 4179, II: 984, No. 4365, Al-Khatib Al-Baghdadi, Tarikh Bagdad, IV: 388, Abu Nu'aim, Hilyah Al-Awliya, V: 75
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَلِي رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسمي
Dari Abdullah, dari Nabi Saw, beliau bersabda, "Seorang laki-laki dari Ahlu Baitku akan menjadi penguasa, namanya seperti namaku." (HR. At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, IV: 85, No. 2231)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلى الله عليه وسلم لا تقومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَليَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي بوَاطِئُ اسمه اسمي
Dari Abdullah, dari Nabi Saw, beliau
bersabda, "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga seorang laki-laki dari Ahlu Baitku menjadi penguasa, namanya seperti na- maku." (HR. Ahmad, Musnad Ahmad, II: 831, No. 3641)
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا لَيْلَةٌ، لَمَلَكَ فِيهَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئ اسْمُهُ اسْمِي
Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata, Nabi Saw, bersabda, <<Sekiranya dunia tidak akan tersisa kecuali satu malam niscaya seo- rang laki-laki dari Ahlu Baitku menjadi pe- nguasa pada malam itu, namanya seperti namaku.» (HR. Ibnu Hiban, Shahih Ibnu Hiban, XIII: 284, No. 5954, Ath-Thabrani, Al-Mu'jam Al-Kabir, X: 133, No. 10.216)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ : يَلِي أَمْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ فِي آخِرِ زَمَانِهَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي
Dari Abdullah, dari Nabi Saw, beliau ber- sabda, "Urusan umat ini di akhir zaman akan dipimpin oleh seorang lelaki dari Ahlu Baitku, namanya serupa dengan namaku." (HR. Abu Nu'aim, Akhbar Ash- bahaan, I: 329, No. 1258, Ath-Thabrani, Al-Mu'jam Al-Kabir, Xl: 197, No. 10.078)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ الله ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رَجُلًا مِنِّي أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي
Dari Abdullah, dari Nabi Saw, beliau bersabda, "Kalaulah tidak tersisa dari du- nia kecuali satu hari, pastilah Allah akan panjangkan hari itu, sampai Dia mengutus di sana seorang lelaki dari keturun- anku atau ahlul baitku, namanya serupa dengan namaku dan nama ayahnya se- rupa dengan ayahku." (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, IV: 174, No. 4174, Abu Nu'aim, Akhbar Asbahaan, II: 195)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيا إِلَّا يَوْمَ لَطَوَّلَ الله ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رَجُلًا مِنّي أَوْ مِنْ أَهْل بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسـ يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطاً وَعَدْلًا كَمَا مُلِقَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا
Dari Abdullah, dari Nabi Saw, beliau ber- sabda, "Kalaulah tidak tersisa dari dunia kecuali satu hari, pastilah Allah akan pan- jangkan hari itu, sampai Dia mengutus di sana seorang lelaki dari keturunanku atau ahlul baitku, namanya serupa dengan namaku dan nama ayahnya serupa de- ngan ayahku. Dia akan memenuhi dunia dengan kebajikan dan keadilan, sebagai- mana pernah dipenuhi dengan kezhalim- an dan kelaliman." (HR. Abu Dawud, IV: 173, No. 4282, Ibnu Hiban, Shahih Ibnu Hiban, XV: 236, No. 6824, Ath-Thabrani, Al-Mu'jam Al-Kabir, X: 133, No. 10.214, Al-Mu'jam Ash-Shagir, II: 289, No. 1181, Al-Khatib Al-Baghdadi, Tarikh Bagdad, I: 370)
Sebab Kedhaifan:
Hadis-hadis tentang Nama dan Na- sab Imam Mahdi dari Ahlul Bait versi Ibnu Mas'ud, meski diriwayatkan oleh 40 mukharrij tidak dapat dikategorikan mutawatir karena semuanya bertumpu pada satu orang Tabi'in: Zirr bin Hubaisy. Dari Zirr hanya diriwayatkan oleh dua orang: (1) Ashim bin Bahdalah Abun Na- jud dan (2) Amr bin Murrah Al-Muradiy. Jalur I: Pokok Masalah pada rawi As- him bin Abu An-Najuud Bahdalah
Imam Abu Hatim dan Abu Zur'ah berkata, "Shalih Al-Hadits, walam yakun bi dzaakal haafizh" (Al-Jarh wa At-Ta'dil, VI: 340). Kata Yahya Al-Qathan: "Rad'iul Hifzhi" Kata Ibnu Sa'ad: "la Katsirul Khat- ha" (Tahdzib Al-Kamal, XIII: 473). Kata Al-Uqailiy: "Lam yakun fiih illaa Su'al Hif- zhi." (Tahdzib Al-Kamal, XIII: 473) Kata Ad-Daraquthni: "Fi Hifzhihi Sya'l". (Al- Kaasyif, III: 50) Kata Al-Hafizh Ibnu Hajar: "Shaduq Lahu Awhaam" (Taqrib At-Tahdzib, l: 471)
Jalur II: riwayat Amr bin Murrah Al-Muradiy, pokok masalah pada rawi
Yusuf bin Hawsyab Asy-Syaibani.
Imam Abu Hatim berkata, "la Syaikh" (Al-Jarh wa At-Ta'dil, IX: 220). Kata Ibnu Adiy, "la meriwayatkan dari Abu Yazid Al-A'war tentang Al-Mahdi, hadis-hadis- nya muhtamal dan tidak banyak." (Lisan Al-Mizan, VIII: 552). Kata Adz-Dzahabi, "Laa yakaadu yu'rafu" (Lisan Al-Mizan, VIII: 552).
b. Hadis Abu Sa'id Al-Khudriyy Ra. ten- tang ciri fisik Imam Mahdi dan ber- nasab dari Ahlul Bait
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِي قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَهْدِيُّ مِنِّي أَجْلَى الجَبْهَةِ أَقنَى الْأَنْفِ يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطاً وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ
Dari Abu Said Al Khudriy, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, «Al Mahdi itu dari keturunanku, dahinya lebar dan hidungnya mancung, ia akan memenu- hi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi pernah dipenuhi dengan kejahatan dan kezaliman. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.» (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, IV: 107, No. 4285, Al-Hakim,
Al-Mustadrak'Ala Ash-Shahihain, IV: 600, No. 8670, Nu'aim bin Hammad, Al-Fitan, 1:359, No. 1041, 1:364, No. 1062, 1063).
(7)
Sebab Kedhaifan:
Hadis-hadis tentang cirik fisik Imam Mahdi dan bernasab dari Ahlul Bait ver- si Abu Sa'id, meski diriwayatkan oleh 10 mukharrij tidak dapat dikategorikan mutawatir karena semuanya bertumpu pada tiga orang Tabi'in: (1) Bakar bin Amr An-Naajiy, (2) Abu Nadhrah, dan (3) Al-Hasan bin yazid.
Jalur Abu Nadhrah diriwayatkan me- lalui 4 jalur:
Jalur 1 Pokok masalah pada rawi Im- ran bin Daawar al-Qathan
banyak
Kata Ibnu Ma'id, "Laisa bi Sya'l" Al-Bukhari berkata, "Shaduq, wahm." Ad-Daruqutni berkata, "la mukhaalafah dan banyak wahm." (Tah- dzib At-Tahdzib, III: 318). Kata Al-Hafizh Ibnu Hajar, "Shaduq, waham dan ia ter- tuuduh berpaham khawarij" (Taqrib At-Tahdzib, III: 318).
Jalur 2 Pokok masalah pada rawi Al- Walid dan Said
Al-Walid bin Muslim Al-Qurasyi. Dia banyak berbuat tadlis dan taswiyyah (Taqribut Tahdzib, II: 336), dan dalam pe- riwayatan ini ia menggunakan lafal 'an ('an'anah).
Sedangkan Sa'id, diikhtilafkan ten- tang Sa'id mana yang dimaksud. Seba- gian menyebut Sa'id bin Busyair al-Azdi asy-Syami. Ibnu Main, an-Nasa'i, Abu Ahmad al-Hakim, Abu Dawud, dan yang lainnya mendhaifkannya. Dan dikuatkan oleh Syu'bah, Ibnu Uyainah, dan yang lainnya. Al-Bukhari berkata, "Mereka ba- nyak memperbincangkan tentang hafa- lannya, dan dia itu muhtamal." (Tahdzi- but Tahdzib, IV: 9)
Jalur 3 Pokok masalah pada 3 rawi: Pertama, al-Walid bin Muslim, telah diterangkan sebelumnya
Kedua, Abu Rafi' Ismail bin Rafi': Kata Imam Ahmad dan Abu Hatim, "Munkarul Hadits" (Tahdzib At-Tahdzib, I: 149) Kata Ibnu Khirasy, Ad-Daraquthni dan An- Nasai, "Matrukul Hadits" (Tahdzib At-Tah- dzib, l: 149, Al-Kamil fii Ad-Dhu'afa, 1:452) Ketiga, dari orang yang menceritakan padanya: Rajulun (Mubham)
Jalur 4 Pokok masalah pada rawi al- Harits bin Nabhan. Namanya Al-Harits bin Nabhan al-Jarami, Abu Muhammad al-Bishri. Termasuk thabaqah ke-8 wafat setelah 160 H. Dinilai Matruk oleh Abu hatim dan Imam An-Nasai dan Munka- rul hadis oleh Imam Ahmad dan Imam Al-Bukhari (Tahdzibut Tahdzib, 2: 159). Diriwayatkan pula dengan redaksi:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِي، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلى الله عَليه وسلم : لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمْلِكَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي أَجْلَى أَقْنَى يَمْلأُ الأَرْضَ عَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ قَبْلَهُ ظُلْمًا يَكُونُ سَبْعَ سِنِينَ
Dari Abu Said Al Khudri, ia berkata, Ra- sulullah Saw bersabda, "Tidak akan ter- jadi hari kiamat hingga seseorang dari ahli baitku yang tinggi dan hidungnya mancung berkuasa, keadilan akan me- menuhi bumi sebagaimana sebelumnya kezaliman memenuhinya, hal itu akan berlangsung selama tujuh tahun." HR. Ahmad, Musnad Ahmad V: 2317, No. 11.299, Abu Ya'la, Musnad Abu Ya'la, II: 367, No. 1128, Ibnu Hiban, Shahih Ibnu Hiban, XV: 238, No. 6826
Sebab-sebab kedhaifan:
Semua jalur riwayatnya bertumpu pada rawi Mathar Al-Waraq. Nama leng- kapnya Mathar bin Thahman al-War- raq, Abu Raja' as-Sulami, maula mereka. Al-Khurasani. Tinggal di Bashrah. Sha- duq, banyak salah, dan hadis yang dia а terima dari Atha itu Dhaif. Termasuk thabaqah ke-6. Kata Al-Hafizh Ibnu Hajar, ""Shaduq, banyak salah dan hadisnya dari Atha adalah dha'if" (Taqrib At-Tahd- zib, 1:947)
C.Hadis Ali bin Abu Thalib Ra tentang Imam Mahdi bernasab dari Ahlul Bait
عَنْ عَلِيّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ يُصْلِحُهُ اللهُ في لَيْلَةِ
Dari Ali, ia berkata, Rasulullah Saw ber- sabda, 'Al Mahdi dari (keturunan) kami, yaitu ahli bait yang Allah memperbaiki (keadaannya) dalam semalam." HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, II: 1367, No. 4085, Ahmad, Musnad Ahmad, I: 84, No. 645, Ibnu Abu Syaibah, Al-Mushan- naf, XXI: 290, No. 38.799, Al-Bukhari, At- Tarikh Al-Kabir, I: 1, No. 317, Abu Nu'aim, Hilyah Al-Awliya, III: 177, Akhbar Ashba- han, I: 170, Abu Ya'la, Musnad Abu Ya'la, 1: 359, No. 465, Al-Bazzar, Musnad Al-Baz- zar, II: 243, No. 644, Abu Amr Ad-Dani, As-Sunan Al-Waridah fi Al-Fitan, V: 1059, No. 579
Sebab-sebab kedhaifan:
Meski diriwayatkan oleh 8 mukharrij namun hadis Ali ini bertumpu pada dua jalur
Jalur 1: Pokok Masalah pada rawi Ya asin Al-'Ijli.
Yasin Al-'Ijliy, nama lengkapnya Yasi bin Syaiban, dikatakan: Yasin Ibnu Sina Al-'Ijli Al-Kufiy. Imam Al-Bukhari berkat "Yaasin Al-'Ijliy dari Ibrahim bin Muhar mad Al-Hanafiyyah, fiihi Nazhar" Al-Ka mil Fii Adh-Dhu'afa, VIII: 537, Tahdz Al-Kamal, 31: 181). Imam Al-Uqaili, lb Addiy, Ibnu Hiban dan Adz-Dzahabi m masukan pada parawi dha'if. (Al-Kaas IV: 470)
Jalur 2: Riwayat Abu Nu'aim dal Akhbar Ashbahan dengan pokok ma
pada 3 rawi:
1.Abu Bakr ath-Thalhi (Tidak ditemukan biografinya dalam kitab Rijal manapun)
2. Muhammad bin Ali al-'Alawi (Tidak temukan biografinya dalam kitab Rijal manapun)
3. Salim bin Abu Hafshah. Syi'ah Ghu- .Al-Fallas, Abu Hatim, Abu Ahmad al- kim, dan yang lainnya mendlaifkan- a. Imam an-Nasai mendhaifkannya in berkata, 'Dia tidak tsiqah. Adapun syi'ahannya, maka semuanya sepakat ahwa dia syi'ah ghulul.
Diriwayatkan pula dengan redaksi ang sedikit berbeda oleh Abu Dawud, unan Abu Dawud, IV: 174, No. 4283, hmad, Musnad Ahmad, I: 225, No. 784, onu Abu Syaibah, Al-Mushannaf, 21: 92, No. 38.803, Al-Bazzar, Al-Musnad, : 134, No. 493, Adh-Dhiya Al-Maqdisiy, Al-Ahadits Al-Muktarah, II: 172, No. 551, 652, melalui rawi yang sama bernama Fithr bin Khalifah al-Makhzumi. la di- perbincangkan para ulama antara yang mentsiqahkan dan mendaifkannya.
Ahmad bin Yunus berkata, "Kami melewatkan riwayat dari Fithr, dan dia rawi yang Mathruh, tidak ditulis hadis darinya" As-Sajiy berkata, "Shaduq, ti- dak mutqin." Ahmad bin Hanbal berkata, 'Dia tidak teratur, lagi ifrath. Dan as-Saji berkata juga, 'Dia mendahulukan Ali daripada Utsman. As-Sa'di berkata, "Me- nyimpang, tidak tsiqah." Ad-Daruquthni berkata, "Fithr itu Zaa'ig (menyimpang), tidak dijadikan hujjah oleh al-Bukhari." Abu Bakar bin 'Ayyasy berkata, "Tidak- lah aku tinggalkan riwayatnya kecuali karena jelek madzhabnya" Quthbah bin al-'Alaa berkata, "Aku meninggalkan ri- wayat Fithr karena dia meriwayatkan ha- dis yang di sana terdapat melemahkan
Utsman" (Tahdzibut Tahdzib, 8: 300) d. Hadis Ummu Salamah Ra. tentang
Imam Mahdi bernasab dari Ahlul 2 Bait melalui Fatimah
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْمَهْدِيُّ مِنْ عِترتي مِنْ وَلَدٍ فَاطِمَةَ
Dari Ummu Salamah, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, "al-Mahdi dari keturunan keluargaku, dari anak-cucu Fathimah." HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, NV: 174, No. 4284, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, V: 214, No. 4086, Al-Hakim, Al-Mustadrak, MV: 557, No. 8769, Ath-Thabrani, Al-Mu'jam Al-Kabir, 23: 267, No. 566
Melalui jalur gharib (tunggal), yaitu Ziyad bin Bayan, dari Ali bin Nufail, dari Sa'id bin Al-Musayyib, dari Ummu Sala- mah.
Sebab-sebab kedhaifan:
Ziyad bin Bayan dinilai dhaif oleh para ahli hadis. Antara lain Imam Al-Bukhari berkata, "Pada sanadnya perlu ditinjau (nazhar)." (at-Tarikh al-Kabir, 1:2:346)
Ibnul Jauzi berkata setelah menye- butkan perkataan al-Uqaili, "Itu meru- pakan ucapan yang dikenal dari ucap- an Said bin al-Musayyib, dan yang jelas bahwa Ziyad bin Bayan itu diragukan kemarfuannya. Ibnu Adi berkata, "Ziyad itu dikenal dengan hadis ini, sungguh al-Bukhari telah mengingkarinya. (Al-'Ilal al-Mutanahiyah, hlm. 148)
Adz-Dzahabi berkata pada biografi Ziyad bin Bayan, yang mengisyaratkan pada hadis ini, "Hadisnya tidak shahih." (Mizan Al-I'tidal, II: 87)
Al-Uqaili berkata di biografi Ali bin Nufail. "Dia tidak memiliki mutabi' atas hadisnya tentang al-Mahdi, dan tidaklah diketahui kecuali hadis ini saja. (Adh- Dhu'afa Al-Kabir, VI: 211)
2. Kepercayaan terhadap adanya pemimpin umat Islam di setiap zaman ditunjukkan dengan lafal imam, amir, mujaddid dan khalifah sampai turunnya Dajjal dan Nabi Isa As tidak dapat dipungkiri adanya, berdasar- kan keterangan-keterangan sebagai berikut:
Dari Irbadh bin Sariyyah Ra, Rasulul- lah Saw bersabda:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتي والله فَنَّسُوَ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ
Maka hendaklah kalian berpegang de- ngan sunnahku dan sunnah para khula- faur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi gera- ham. (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Ma- jah, I: 28, No. 42).
Dari Abu Hurairah Ra, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:
إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لما دينها
«Setiap seratus tahun Allah mengutus kepada umat ini seseorang yang akan memperbaharui agama ini (dari penyim- pangan).» (HR, Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, VI: 349, No. 4291)
Dari Abu Hurairah Ra, dari Nabi Saw, I beliau bersabda:
يُوشِكُ مَنْ عَاشَ مِنْكُمْ أَنْ يَلْقَى عِيسَى . ابْنَ مَرْيَمَ إِمَامًا مَهْدِيَّا وَحَكَمًا عَدْلًا فَيَكْسِرُ : الصَّليب وَيَقْتُلُ الخنزير ويَضَعُ الجزيَةَ وَتَضَعُ الحرب أوزارها
Hampir-hampir orang yang masih hidup dari kalian akan bertemu dengan Isa putra Maryam sebagai seorang imam yang mendapat petunjuk dan hakim
yang adil, lalu ia akan menghancurkan salib, membunuh babi dan membebas- kan pajak, dan selesailah peperangan.» (HR. Ahmad. Musnad Ahmad, XV: 187- 188, No. 9323)
Dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw bersabda:
كَيْفَ أَنتُمْ إِذَا تَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana sikap kalian jika isa bin Maryam as turun di tengah-tengah ka- lian dan imam kalian dari kalangan kalian sendiri?. (HR. al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, IV: 168)
Dari Jabir bin Abdullah Ra, Rasulullah Saw bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتى يُقَاتِلُونَ عَلَى الحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَالَ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلّ لَنَا فَيَقُولُ لَا إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءِ تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الْأُمَّةَ
"Akan senantiasa ada dari umatku se kelompok orang yang berperang di atas kebenaran, mereka memperoleh keme- nangan hingga hari kiamat." Beliau ber- sabda: Lalu turunlah Isa putra Maryam, lalu pemimpin mereka berkata, 'Kema- rilah, pimpinlah kami shalat." Isa lalu berkata, 'Tidak, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin atas sebagian yang lain, sebagai bentuk pemuliaan Allah terhadap umat ini". (HR. Muslim, Shahih Muslim, 1/95)
يَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي خَلِيفَةٌ يَحْيِي الْمَالَ حَنْيا، لا يَعُدُّه عَدَدًا
Akan ada pada akhir umatku seoarang khalifah yang membagi-bagikan harta tanpa menghitungnya. (HR. Muslim, Shahih Muslim, VIII: 184) Dari Tsauban Ra, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
يَقْتَتِلُ عِنْدَ كَنْرِكُمْ ثَلَاثَةٌ ، كُلُّهُمُ ابْنُ خَلِيفَةٍ ، ثُمَّ لَا يَصِيرُ إِلَى وَاحِدٍ مِنْهُمْ ، ثُمَّ تَطْلُعُ الرَّايَاتُ السُّودُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ ، فَيَقْتُلُونَكُمْ قتلا لم يُقْتَلُهُ قَوْمٌ . ثُمَّ ذَكَرَ شَيْئًا لَا أَحْفَظُهُ ، فَقَالَ : فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبوا عَلَى الثَّلْجِ ، فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللهِ الْمَهْدِيُّ
"Kelak tiga orang akan berperang di- dekat perbendaharaan kalian ini (ya- itu Ka>bah), dan kesemuanya adalah anak khalifah. Dan tidak ada yang menang melainkan satu orang, lalu muncullah bendera-bendera hitam dari wilayah timur, mereka lantas me- merangi kalian dengan peperangan sengit yang sama sekali belum pernah dilakukan kaum manapun. Jika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepa- danya walaupun sambil merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi.» (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Ma- jah, 3/1367, Ahmad, Musnad Ah- mad, 37/70, Al-Hakim, Al-Mustadrak 'Ala As-Shahihain, 4/510, Al-Bazzar, Musnad Al-Bazzar, 10/100)
Dengan keterangan-keterangan di atas kita wajib mengimani sab- da Nabi Saw tentang adanya imam Mahdi secara ijmali. Adapun keber- adaan imam mahdi secara khusus
diterangkan tentang identitas dan nasabnya, keterangannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Wallahu a'lam.■
Sumber :
Intisar Makalah K.H. Amin Muchtar tentang Kepercayaan Terhadap Imam Mahdi yang disarikan oleh : K.H. Drs. Uus M. Ruhiat - Majalah Risalah No. 02 THN. 59 Mei 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar