Sabtu, 18 Februari 2023

Antara Merasa Suci, Benar, dan Sombong

     


    Alhamduillah yang telah memberikan kita hidayah dan inayah sehingga kita bisa menjalani petunjuknya tersebut. asyhadu alla ilaha illallah wa asyahadu anna muhammadan 'abduhu warasuluh. 'Amma ba'du.

Ketika orang ditawarkan hidayah ada orang yang menerima dengan senang hati, ada orang yang menyalahi hidayah dan yang menawarkannya, ada pula yang enggan menerima. Dari hal tersebut tentu hidayah itu adalah suatu kebaikan yang harus diterima, akan tetapi ia malah enggan menerima kebaikan tersebut bahkan menyalahi orang yang menawarkan kebaikan itu dengan menyebut bahwa orang yang menawarkan tersebut adalah "ORANG YANG MERASA BENAR" (SOK BENAR), atau "ORANG YANG MERASA SUCI" (SOK SUCI), tetapi orang yang berkata seperti itu tidak memahami kata-katanya sendiri. Oleh karena itu saya ingin menjelaskan makna dari kata-kata diatas dan penempatan yang benar dalam kata-kata diatas, sebagai berikut :

1. Merasa Benar
 Orang biasa berkata :
- jangan merasa benar sendiri!
- Sok benar
- kaya kamu aja yang paling benar!
-dll

Kata-kata diatas memiliki tujuan yaitu menolak pendapat orang lain. Merasa paling benar berarti ia merasa apa yang ia lakukan dan ia katakan ialah kebenaran. Contoh : Bila ia ditanya "1+1 berapa ?" maka ia menjawab "2" maka ia menjawab dengan benar, temannya berkomentar : "JANGAN MERASA BENAR SENDIRI!" jika ia menjawab hal yang benar ia juga berhak merasa benar dan orang yang bilang "jangan merasa benar sendiri" adalah menolak kebenaran yang orang lain sampaikan. Penolakan tersebut tanpa dasar kebenaran dan hanya berdasar hawa nafsu. Hal ini telah disampaikan oleh Rasulullah Saw. berikut :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi , beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." Ada seseorang yang bertanya, "Bilamana seseorang ingin berpenampilan bagus dengan baju dan sandalnya (apakah termasuk dari kesombongan)?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah itu indah dan cinta terhadap keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia."(Shahih Muslim : 91)  

2. Merasa Suci
Kata yangsering keluar dalam hal ini adalah :
- Jangan sok suci!
- Kamu juga melakukan (Kejahatan itu)
- Merasa masuk surga , yang lain neraka!
-dll

Merasa sok suci berarti merasa tidak berdosa. Contoh : ketika kita menasehati dan menyebutkan kesalahannya saudara kita agar dia bisa memperbaiki dirinya, maka ia malah menyebut kita "JANGAN SOK SUCI" disini berarti ia menganggap kita orang yang tidak merasa dosa. Hal ini justru kebalikannya kita memberi tahu kesalahnnya tetapi ia tidak mau menganggap itu sebuah kesalahan, bahkan ia menganggap kita melakukan kesalahan dan tidak mengakuinya. Pertanyaannya : "APA YANG HARUS KITA ANGGAP SALAH atau KESALAHAN APA YANG KITA LAKUKAN KETIKA MENASEHATI ? " hal ini malah mencari kesalahan kita sebagai penolakan nasehat yang kita berikan kepada ia. Penolak tersebut adalah meremehkan manusia sebab ia menganggap orang yang menasehati tersebut orang yang lebih rendah dan lebih banyak dosa dibanding dengan ia. Hal ini adalah sikap SOMBONG dalam hatinya untuk menolak kebenaran yang datang padanya.

SARAN :
1.Semua Kebenaran dari Allah, setiap kebenaran dari Allah yang ia berikan kepada orang yang mau menerima dan tidak sombong. 
2. Menerima kebenaran bisa diterima secara langsung dan bertahap.
3. Kewajiban kita adalah menyampaikan kebenaran.
4. Menyampaikan kebenaran harus dengan argumen yang tepat serta akhlak dan adab yang mulia.
5. Orang yang menolak pendapat orang lain karena hawa nafsu bukan karena argumen kelogisan dan dalil yang tepat maka ia bisa dikatakan sombong.
6. Orang yang menolak pendapat orang lain karena argumen kelogisan dan dalil yang tepat ia bisa dikatakan orang yang benar, tepat, pembela kebenaran.
7. Ketika ia tidak mengetahui kebenaran yang mana ? maka ia bisa berkata saya tidak tahu dan bertanya kepada orang yang lebih mengetahui.
8. Menganggap orang lain itu "SOK BENAR" dan "SOK SUCI" berarti ia menolak kebenaran dengan emosi serta meremehkan pendapat orang lain karena ia tidak mau berpikir atau mempertimbangkan pendapat orang lain.
9. Menganggap pendapat kita benar dengan ilmu maka tidak ada masalah.
10. Menganggap pendapat kita benar tanpa ilmu, bisa salah bisa benar, maka jauhi menganggap itu benar dan tanyakan lagi kepada orang yang lebih tau.
11. Menganggap diri kita banyak dosa adalah kebaikan agar kita banyak berbuat baik dan bertaubat, akan tetapi jika tidak ditemukan kesalahan pada diri kita baik diberitahu oleh orang lain atau muhasabah diri maka kita menganggap sebagaimana tidak ditemukan kesalahan pada diri kita.
12. Orang yang dinasehati perbaikan kepada dirinya jika ia menyalahi pemberi nasehat ia tidak mau maju dan memikirkan dirinya sendiri padahal menasehati itu adalah bentuk kasih sayang kepada dirinya.
13. Menghindari sikap sombong dengan perlahan menerima kebenaran dari yang mudah ke yang sulit sebagai pendidikan bagi seseorang agar ia lebih baik dan mudah mendapat hidayah.

Wallahu a'lam bishawwab
Baarakallahu fiikum...

Oleh : Muhammad Ilham Majid
18 Februari 2023 22:37 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar